Penemu Kamera Pertama di Duni
Anda semua tentu tahu apa itu kamera atau bahkan mempunyainya. Alat jepret yang mengambil bayangan dan menyimpannya ini sudah bukan barang assign lagi bagi kebanyakan kita sekarang.
Kalau dulu alat ini masih berbentuk analog, yaitu kamera dengan roll film menjadi media penyimpanannya dan yang analog ini dulu sering disebut dengan kata ‘Tustel’. Makin majunya teknologi fae analog telah terputus (walaupun masih ada yang memakai) dan sekarang berganti dengan digital.
Sudah tidak terhitung lagi berapa banyak foto atau obyek yang kita ambil dan abadikan dengan alat ini. Dan semua sudah meresakan betapa manfaatnya alat kecil ini.
Tapi pernahkah terpikir oleh kita, siapa orang pertama yang menciptakan mesin jepret ini? Kalau pertanyaan ini dilayangkan, mungkin yang terbayang oleh kita ialah bahwa kamera ini diciptakan oleh ilmuan amerika, atau juga ilmuan Inggris, Ilmuan jepang, atau ilmuan-ilmuan dari Negara Eropa yang lain.
Tapi tahukah anda bahwa Kamera pertama kali diciptakan itu oleh ilmuan Iraq yang juga seorang Muslim; beliau adalah Abu ‘Ali Al-Hasan bin Al-Haytham. Ilmuan kebanyakan menyebut dengan Ibnu Al-Haytham atau Ibnu haytham atau juga Al-Hazen.
Beliau lahir di Basra, Iraq pada tahun 965 M. keahliannya pada ilmu membawa ke Mesir untuk terus mencari dan menuntut ilmu dan akhirnya singgah di Al-Azhar. Beliau juga dikenal sebagai Polymath, yaitu istilah yang diberikan kepada mereka yang menguasai berbagai bidang ilmu.
Sejarah mencatat bahwa Al-Hazen adalah ilmuan yang menguasai berbagai disiplin ilmu, dinataranya ialah falak, Matematika, geometri, pengobatan, Fisika dan juga filsafat. Serta disiplin ilmu optic yang membuatnya menciptakan kamera.
Prestasi bukan hanya sebagai pencipta kamera saja. Tapi masih banyak karya-karya beliau baik berupa buku-buku atau juga barang yang banyak memberikan inspirasi bagi para ilmuan setelahnya.
Ilmuan yang digelari sebagai “First Scientist” menciptakan penemuannya yang sangat fenomenal ini pada tahun 1020 M di Al-Azhar Mesir. Dan 19 tahun setelah penemuannya itu beliau meninggal dunia di kota yang sama, Mesir pada tahu 1039 M.
Dan kata kamera atau camera juga diilhami dari penemuan Al-hazen tersebut, karena beliau sendiri yang memberikan nama untuk alat ciptaannya itu dengan kata “Qumroh”. Berasal dari kata “Qomar” dalam bahasa Arab yang berarti Bulan.
Kalau dulu alat ini masih berbentuk analog, yaitu kamera dengan roll film menjadi media penyimpanannya dan yang analog ini dulu sering disebut dengan kata ‘Tustel’. Makin majunya teknologi fae analog telah terputus (walaupun masih ada yang memakai) dan sekarang berganti dengan digital.
Sudah tidak terhitung lagi berapa banyak foto atau obyek yang kita ambil dan abadikan dengan alat ini. Dan semua sudah meresakan betapa manfaatnya alat kecil ini.
Tapi pernahkah terpikir oleh kita, siapa orang pertama yang menciptakan mesin jepret ini? Kalau pertanyaan ini dilayangkan, mungkin yang terbayang oleh kita ialah bahwa kamera ini diciptakan oleh ilmuan amerika, atau juga ilmuan Inggris, Ilmuan jepang, atau ilmuan-ilmuan dari Negara Eropa yang lain.
Tapi tahukah anda bahwa Kamera pertama kali diciptakan itu oleh ilmuan Iraq yang juga seorang Muslim; beliau adalah Abu ‘Ali Al-Hasan bin Al-Haytham. Ilmuan kebanyakan menyebut dengan Ibnu Al-Haytham atau Ibnu haytham atau juga Al-Hazen.
Beliau lahir di Basra, Iraq pada tahun 965 M. keahliannya pada ilmu membawa ke Mesir untuk terus mencari dan menuntut ilmu dan akhirnya singgah di Al-Azhar. Beliau juga dikenal sebagai Polymath, yaitu istilah yang diberikan kepada mereka yang menguasai berbagai bidang ilmu.
Sejarah mencatat bahwa Al-Hazen adalah ilmuan yang menguasai berbagai disiplin ilmu, dinataranya ialah falak, Matematika, geometri, pengobatan, Fisika dan juga filsafat. Serta disiplin ilmu optic yang membuatnya menciptakan kamera.
Prestasi bukan hanya sebagai pencipta kamera saja. Tapi masih banyak karya-karya beliau baik berupa buku-buku atau juga barang yang banyak memberikan inspirasi bagi para ilmuan setelahnya.
Ilmuan yang digelari sebagai “First Scientist” menciptakan penemuannya yang sangat fenomenal ini pada tahun 1020 M di Al-Azhar Mesir. Dan 19 tahun setelah penemuannya itu beliau meninggal dunia di kota yang sama, Mesir pada tahu 1039 M.
Dan kata kamera atau camera juga diilhami dari penemuan Al-hazen tersebut, karena beliau sendiri yang memberikan nama untuk alat ciptaannya itu dengan kata “Qumroh”. Berasal dari kata “Qomar” dalam bahasa Arab yang berarti Bulan.
Dan memang karyanya ini terinspirasi oleh bulan itu sendiri. Qumroh pertama itu ialah sebuah kamar kecil yang semua sudutnya tertutup rapat tak ada cahaya sekali, hanya ada lubang kecil didepannya. Dan dengan lubang itu cahaya akan masuk kemudian menyimpan bayangan yang terbaya masuk oleh cahaya kedalam qumroh yang didalamnya sudah disediakna media untuk menyimpan bayangan tersebut.
Jadi ibarat bulan, yang ia bersinar ditengah kegelapan. Pun demikian qumroh yang gelap kemudian ada cahaya kecil yang masuk kedalamnya dan menyimpan obyek yang terbawa oleh cahaya tersebut.
Banyak karya-karya dari Al-Hazen ini yang memberikan inspirasi dan modal dasar bagi para ilmuan setelahnya. Salah satunya yang paling masyhur ialah kitabnya yang bernama “Al-Manazhir”, Orang-orang barat menyebutnya dengan “The Optics”.
The Optics yang menyimpan banyak teori-teori ilmu tentang cahaya dan lensa juga penglihatan ini banyak dipakai di Universitas-Universitas Eropa dan bahkan menjadi materi wajib di banyak kampus di negeri Eropa.
Ini juga menjadi sanggahan bagi mereka yang selalu menyangka bahwa Islam adalah agama yang mundur dan terbelakang, tidak mendukung ilmu dan sains. Tapi sejarah mengatakan sebaliknya.
Sejarah telah menjadi saksi bahwa Islam adalah agama yang mendukung penuh majunya ilu dan teknologi. Tercatat banyak ilmuan-ilmuan yang muncul dari kalangan Muslim di berbagai bidang Ilmu. AL-Hazen hanya salah satunya.
Jadi ibarat bulan, yang ia bersinar ditengah kegelapan. Pun demikian qumroh yang gelap kemudian ada cahaya kecil yang masuk kedalamnya dan menyimpan obyek yang terbawa oleh cahaya tersebut.
Banyak karya-karya dari Al-Hazen ini yang memberikan inspirasi dan modal dasar bagi para ilmuan setelahnya. Salah satunya yang paling masyhur ialah kitabnya yang bernama “Al-Manazhir”, Orang-orang barat menyebutnya dengan “The Optics”.
The Optics yang menyimpan banyak teori-teori ilmu tentang cahaya dan lensa juga penglihatan ini banyak dipakai di Universitas-Universitas Eropa dan bahkan menjadi materi wajib di banyak kampus di negeri Eropa.
Ini juga menjadi sanggahan bagi mereka yang selalu menyangka bahwa Islam adalah agama yang mundur dan terbelakang, tidak mendukung ilmu dan sains. Tapi sejarah mengatakan sebaliknya.
Sejarah telah menjadi saksi bahwa Islam adalah agama yang mendukung penuh majunya ilu dan teknologi. Tercatat banyak ilmuan-ilmuan yang muncul dari kalangan Muslim di berbagai bidang Ilmu. AL-Hazen hanya salah satunya.
0 komentar:
Posting Komentar